Kamis, 05 Juli 2012
Cardinalfish
Banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni) adalah cardinalfish tropis yang kecil ( familyApogonidae ) yang sangat populer dijadikan ornamental fish.
Habitat
Spesies ini hanya ada di Kepulauan Banggai, Indonesia. Spesies ini hidup pada jangkauan geografis yang sangat terbatas yaitu 5.500 km² dan dengan jumlah populasi yang sedikit yaitu sekitar 2,4 juta saja. Banggai cardinalfish merupakan populasi yang terisolasi dan terkonsentrasi di peraiaran dangkal pada 17 pulau besar dan 10 pulau kecil, Kepulauan Banggai. Sebagian kecil populasinya terdapat di Luwuk Sulawesi Tengah. Tambahan populasi berasal dari Selat Lembeh (Sulawesi Utara), sekitar 400 Km sebelah utara dari habitat asli (berdasarkan laporan dari nelayan yang perdagangkannya tahun 2000).
Deskripsi
Spesies ini tumbuh dengan panjang maksimal 8 cm memiliki corak khusus yang kontras antara warna hitam dan garis terang warna putih. Perbedaan yang spesifik yang membedakan dengan cardinalfish lainnya adalah pada sirip dorsal yang pertama memiliki kuncir, sirip anal dan sirip dorsal yang kedua menjulur ke belakang, sirip caudal bercabang dua (cabangnya sangat dalam), memiliki corak warna yang terdiri dari 3 buah garis hitam pada kepala dan badan, warna hitamnya menyolok di tepi bagian awal sirip anal dan kedua sirip dorsal.Yang membedakan Banggai cardinalfish jantan dan betina adalah rongga mulut jantan lebih besar dan itu hanya terlihat mereka pada saat mengerami telurnya.
Ekologi
Banggai cardinalfish merupakan satu-satunya wakil dari family yang diurnal. Ikan demersal laut tropis yang membentuk grup yang stabil dengan beranggotakan 9 individu pada perairan dangkal (pada umumnya kedalaman 1,5-2,5 meter). Spesies ini mendiami perairan dangkal dengan berbagai habitat termasuk terumbu karang, padang lamun, dan daerah terbuka bersubstrat pasir dan rubble, pada umumnya pada daerah yang tenang yang terlindungi oleh pulau-pulau yang besar. Spesies ini sering ditemukan berasosiasi dengan lamun yaitu Enhalus acoroides dan bulu babi Diadema setosum. Hai ini terjadi pada berbagai substrat bentik seperti bulu babi, anemon laut, dan coral branching ; ikan muda sering paling berasosiasi dengan anemon laut, setelah remaja dan dewasa berasosiasi dengan bulu babi dan coral branching, bintang lau, hidrozoa, dan akar penopang mangrove.
Ikan ini termasuk spesies pemakan oportunistik sepanjang hari, tidak seperti spessies-spesies lain dari family yang sama. Komposisi dietnya sama dengan ukuran kelas termasuk plankton dan organisme bentik. Copepoda merupakan makanan utama mereka. Copepoda juga menjadi sumber makanan penting untuk berbagai spesies seperti lionfish (Pterois), Epinephelus merra, crocodilefish (Cymbacephalus beauforti), moray eel (Echidna nebulosa),stonefish (Synanceia horrida), dan ular laut Laticouda Colubrina.
Banggai cardinalfish adalah paternal mouthbrooder (induk jantan yang mengerami telur). Induk betina berperan dalam masa pembentukan dan formasi pasangan, yang terjadi beberapa jam hingga beberapa hari sebelum ikan bertelur. Pasangan bertelur beberapa meter dari kelompok utama dan mempertahankan wilayah teritorial mereka. Ukuran telur Banggai cardinalfish memiliki diameter 2,5 mm. Ikan ini memilki masa hidup yang pendek (lebih kurang 4 tahun pada daerah dengan kondisi ideal; 2 tahun di daerah yang liar), dan jumlah telur yang sedikit (50-90 buti)r walaupun memiliki potensi bertelur beberapa kali pertahun (setelah usianya di atas 10 bulan).
Ikan Hias Severum
Ikan hias severum ( Cichlosoma ) merupakan ikan hias yang berasal dari perairan Amerika serikat. Ciri khas ikan hias severum adalah tibuhnya yang pendek, gepeng dan gemuk. Warna ikan severum berfariasi antara hitam keciklatan dan coklat kekuningan.
Ikan hias severum juga sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Ikan severum dapat di budidayakan didalam aquarium atau bak semen. Ikan hias severum memerlukan kualitas air dengan PH 5,5 – 7 , dan temperature air 21 – 25 derajat celcius.
Ikan hias severum yang sudah berumur satu tahun dengan ukuran 12 – 15 cm sudah dapat dikembang biakkan. Induk jantan ukurannya lebih besar daripada induk betina. Makannan ikan severum adalah cukl, kutu air, cacing sutra dan lain-lain.
Ikan Baronang
Baronang (Siganus Sp.)adalah ikan laut yang termasuk famili Siginidae. Ikan beronang dikenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-beda satu sama lain seperti di Pulau Seribu dinamakan kea-kea, di Jawa Tengah dengan nama biawas dan nelayan-nelayan di Pulau Maluku menamakan dengan sebutan samadar. Baronang ditemukan di perairan dangkal laguna di Indo-Pasifik dan timur Mediterania. ikan ini dalam bahasa inggris disebut rabbitfish hal ini karena pemakan tumbuh-tumbuhan (rumput laut) yang rapi seperti dipangkas mesin rumput kecil. Baronang merupakan salah satu ikan yang menjadi favorit bagi para pemancing di laut.
Ciri-ciri
Ikan baronang termasuk herbivora , panjang tubuh ikan baronang dewasa mencapai 20-45 cm, tubuhnya membujur dan memipih lateral, dilindungi oleh sisik-sisik yang kecil, mulut kecil posisinya terminal. Rahangnya dilengkapi dengan gigi-gigi kecil. Punggungnya dilengkapi oleh sebuah duri yang tajam mengarah ke depan antara neural pertama dan biasanya tertanam di bawah kulit. Duri-duri ini dilengkapi dengan kelenjar bisa/racun pada ujungnya. Racun hewan ini tidak mematikan hidup manusia dewasa, tapi dapat menyebabkan sakit parah. meskipun duri ikan baronang beracun tetapi daging hewan ini aman untuk dikonsumsi.
Spesies yang dikenal
Di Indonesia secara umum dikenal Baronang susu (Siganus canaliculatus), baronang tompel (Siganus guttatus) dan baronang angin (Siganus javus), dari ketiga jenis itu yang paling banyak ditemui adalah baronang susu. Selain itu terdapat baronang lada (Siganus stellatus), baronang batik (Siganus vermiculatus), baronang kalung (Siganus virgatus), baronang kunyit dll namun, lantaran populasinya sudah langka, jenis-jenis yang terakhir ini jarang ditemui.
Budidaya Ikan Hias : Niasa (Yellow Auratus)
Niasa (Yellow Auratus)
Syarat hidup dan asal dari niasa (Melanochromis auratus) ini sama dengan venustus. Tubuh jantan berwarna selangseling kuning dengan garis horisontal hitam sangat cemerlang, sedangkan betina berwarna agak biru dan sedikit pucat. Ikan ini memerlukan air yang alkali (pH lebih dari 7) dan cukup keras (sekitar 12° dH).
Ikan dewasa sebenarnya sangat mempertahankan daerahnya sehingga perlu adanya tanaman air atau bebatuan yang cukup sebagai shelter. Namun, pemeliharaan di kolam tanpa shelter
pun tidak bermasalah. Selain itu, karena sifatnya mouthbreeder maka tanpa sarang pun pemijahan masih tetap berjalan dengan baik.
Pemijahan masal dilakukan dengan perbandingan jantan betina 1 : 4. Proses berpijah dan cara pengambilan telur ikan ini sama dengan pada venustus. Masa inkubasi telur dalam akuarium sekitar dua hari. Larva dapat berenang sesudah 6-7 hari. Untuk pakan larva dapat diberi kutu air, artemia, atau cacing sutera yang dicincang. Sementara induknya diberi udang kecil atau rebon untuk memperbaiki kualitas telur. Untuk ikan dewasa dapat diberi pakan berupa cacing sutera.
Niasa sangat kuat dan toleran terhadap kualitas air sehingga penggantian air sekitar 3-4 hari sekali sebanyak separonya sudah cukup baik. Demikian pula ketinggian air kolamnya, walaupun ikannya cukup besar, namun air dangkal sekitar 15-20 cm tidak akan menjadi masalah dalam pemeliharaan. Ikan tetap dapat hidup dan tumbuh baik asalkan wadah pemeliharaannya diberi naungan.
Budidaya Ikan Hias : Buenos Aires Tetra (Hemigramus caudovitatus)
Buenos Aires Tetra (Hemigramus caudovitatus) yang berasal dari Brazil ini bersifat omnivora dan agresif. Ukurannya dapat mencapai 10 cm. Ikan ini menyukai air bersuhu optimal sekitar 24-27° C; pH sekitar 6,5-7,0; dan kekerasan air sekitar 6-8° dH.
Tubuhnya berwarna keperakan dengan bagian bawah perut merah. Mulai dari 3/4 tubuhnya dan melalui tengah ke bagian ekor terdapat garis. Di pangkal ekor pun terdapat garis tebal vertikal warna hitam dan dikelilingi bintik atau totol kuning.
Jantannya lebih kecil dan langsing dibanding betina. Oleh karena bersifat agresif, ikan ini tidak boleh dicampur dengan ikan lain yang bertemperamen tenang, Pemijahannya hampir sama dengan jenis tetra lain, hanya saja perlu tanaman air yang lebat untuk mengantisipasi sifat agresifnya. Telurnya bisa dimakan bila tidak segera diambil. Bisa juga induknya yang dipindahkan, sedangkan telurnya dibiarkan hingga menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24-32 jam.
Dua hari kemudian, larvanya sudah bisa berenang. Setelah bisa berenang, larva dapat diberi pakan pertama berupa kutu air saring. Empat hari kemudian, pakannya dapat diganti dengan kutu air berukuran besar. Pakan untuk pembesaran berupa cacing sutera atau pelet halus. Umur 3 bulan atau berukuran 2,5 cm sudah bisa dijual.
Lionfish, kecantikan yang merepotkan?
Lionfish (Pterois.spp), adalah salah satu ikan karang yang tergolong kharismatik. Dengan sirip dan duri-durinya yang anggun, banyak penyelam yang menjadikannya sebagai objek andalan, baik untuk di foto maupun sekedar melihat. Namun, saat ini di Karibia, Lionfish telah menjadi masalah serius, karena keberadaannya telah mengakibatkan tingkat survival dari ikan karang lainnya menurun hingga 80%.
Tekanan yang besar terhadap terumbu di karibia menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ekologi. Sedimentasi, polusi hingga overfishing telah menjadi isu serius sejak beberapa tahun terakhir. Lionfish yang merupakan karnivora, telah mendominasi rantai makanan pada terumbu disana. Penelitian di lokasi menunjukkan bahwa hanya dalam 5 minggu, lionfish mampu menurunkan hingga 75% populasi juvenik ikan muda. Jenis-jenis yang paling terpangaruh ialah Cardinalfish, parrotfish, damsel. Masalah menjadi semakin parah, karena sebagian besar jenis yang terpengaruh/ hilang dari terumbu ialah ikan-ikan herbivor, yang mengontrol keberadaan alga di terumbu. Alga berkompetisi dengan karang untuk mendapatkan ruang/substrat. Menurunnya pemangsa alga yang berkombinasi dengan tingkat run off serta sedimentasi dari darat, menjadi ancaman terhadap eksistensi terumbu di Karibia.
Lalu, apakah tidak ada solusi bagi masalah lionfish ini ?, menurut para peneliti, predator alami dari lionfish adalah kerapu/grouper. Sayangnya, populasi kerapu telah mengalami overfishing berat, sehingga harapannya hanya pada pola kanibalisme yang berlaku pada lionfish. cara lain adalah mengintroduksi pemangsa bagi lionfish ke daerah terumbu. Penelitian lanjutan masih terus dilakukan sejauh ini.
Salah satu catatan penting mengenai lionfish di Karibia ialah, ternyata ikan ini bukan asli ikan di terumbu Karibia, melainkan dibawa oleh pencinta akuarium lokal atau para fish hobbist. Ikan ini berasal dari daerah Indian dan Tropical Pacific Ocean.
“These are pretty scary fish, and they aren’t timid. They will swim right up to a diver in their feeding posture, looking like they’re ready to eat. That can be a little spooky.” kata Mark Hixon, ahli zoologi yang meneliti di Karibia. Keindahan yang merepotkan memang….
Ikan Hias Blue Eyes
Ikan Hias Blue Eyes matanya bisa memantulkan cahaya. Ikan hias Blue Eyes yang dalam bahasa lain banyak sebutannya , yaitu Rainbow pseudomogil, Blauer Leuchtaugenfisch (Jerman), Normans lampeøje(Denmark), Norman's lampeye (USA), Hapsutähtisilmä/Rihmatähtisilmä (Finlandia), Lampeye Killifish , yang kemudian lebih terkenal dgn sebutan blue eyes dalam bahasa inggris , adalah sejenis ikan air tawar yang banyak digemari oleh pencinta ikan akuarium air tawar.
Ikan si mata biru ini adalah spesies kecil yang pada pandangan pertama mungkin tidak akan menjadi calon ikan yang berharga di akuarium Anda, kecuali anda bisa membuatnya bisa tampil memukau. Anda bisa mnempatkan mereka kedalam sebuah tempat dengan pencahayaan yang baik, dan Anda akan segera melihat mengapa mereka sangat populer dan banyak digemari. Sesuai dengan namanya, mata para blue eyes akan bersinar dan pendar cahaya tubuh mereka akan muncul.
Waktu saat Tampilan Biru terbaik
Ikan hias Blue eyes adalah termasuk "ikan kelompok/bergerombol" (Schooling) sehingga mereka akan mampu memberikan penampilan maksimal jika Anda memiliki 4 ekor atau lebih. Seperti halnya "ikan kelompok" lainnya , semakin banyak ikan ini anda tempatkan dalam satu tempat(misal akuarium), maka akan terlihat gerombolan titik yang bersinar dengan keindahan pemandangan yang menakjubkan.
Sangat mudah untuk dimengerti mengapa blue eyes dalam genus Aplocheilichthys disebut lampeyes (mata lampu). Banyak dari spesies-spesies ini tidak menampilkan banyak warna kecuali dalam mata mereka, yang akan bersinar cerah di bawah pencahayaan yang baik. Banyak penggemar ikan blue eyes ini yang mengatakan ikan ini akan sangat indah menampilkan nuasa biru pada matanya saat pagi hari.
Langganan:
Postingan (Atom)