Jumat, 25 Mei 2012

Ikan Reedfish (Erpetoichthys calabaricus)

Reedfish (Erpetoichthys calabaricus) dikenal juga dengan nama Ropefish dan Snakefish merupakan ikan air tawar dari keluarga Bichir yang berhabitat asli di Afrika Barat terutama di Nigeria sampai Kongo. Lingkungan hidup Reedfish adalah sungai berlumpur atau keruh. Reedfish mempunyai penampilan fisik yang menyerupai ular dengan warna kehijuan pada permukaan punggung dan kekuningan pada permukaan perut. Selain itu, Reedfish mempunyai lubang hidung pada tentakel yang menonjol keluar dari kepalanya. Reedfish dapat mencapai panjang tubuh maksimum 90 cm, namun di aquarium hanya sekitar 40 cm.
Seperti umumnya bichir, ikan ini mempunya beberapa sirip di sepanjang punggungnya. Reedfish hidup pada daerah tropis dengan suhu 22 – 280C dan pH 6 – 8. Reedfish bergerak seperti ular saat berada di dasar perairan, namun dia juga dapat melesat cepat saat di level tengah. Reedfish merupakan omnivora yang cenderung predator yang dapat memakan ikan kecil, udang, cacing tanah dan terkadang memakan organisme mati juga alga. Ikan ini mempunyai cara unik dalam menangkap mangsa, Reedfish dapat merasakan signal listrik dari insang ikan atau crustacea lain dan menggunakan elektroreceptor (terdapat pada lubang hidung) untuk menangkap mereka. Reedfish mempunyai kemampuan bernafas dengan mengambil oksigen langsung dari udara selain bernafas dengan insangnya, hal ini dilakukan dengan cara menelan udara di permukaan air. Karena kemampuan bernafasnya, Reedfish dapat hidup tanpa air sampai delapan jam asal kulitnya dijaga tetap lembab. Breeding di aquarium belum pernah dilaporkan, namun diketahui bahwa Reedfish melakukan pembuahan secara eksternal. Ikan Reedfish jantan mempunyai sirip anal yang lebih panjang dibanding betina. Perawatan di aquarium, ikan ini tidak agresif dengan jenisnya sehingga dapat dirawat dalam kelompok. Selain itu, pemberian tutup pada aquarium sangat diperlukan karena Reedfish bisa melompat keluar aquarium. Reedfish bersifat nocturnal sehingga perlu banyak tempat bersembunyi seperti akar dan batu.

Ikan Hias Ornate Bichir

Ornate Bichir (Polypterus ornatapinnis), Ikan Purba Bertutul dari Afrika
Ornate Bichir (Polypterus ornatapinnis) dianggap sebagai ikan keluarga bichir yang paling attraktif. Ikan berfisik unik ini mempunyai penampilan yang khas binatang purba. Selain itu ornate bichir merupakan salah satu ikan terbesar dalam family Polypteridae. Family polypteridae sendiri sudah ada sejak periode Cretaceous dan tidak mengalami perubahan setelah 60 juta tahun sehingga dikenal sebagai ikan purba. Ikan ini banyak tersebar di benua Afrika terutama afrika tengah dan barat mulai dari sungai Kongo (Zaire, Kamerun, Angola, Kongo, Burundi, Tanzania), anak sungai, rawa, kolam dan danau termasuk danau Tanganyika. Ornate bichir termasuk golongon bichir yang mempunyai penampilan menarik. Tubuh yang berwarna coklat gelap dengan tutul-tutul hitam dan kuning membuat ikan ini cantik dan mudah dibedakan dari ikan bichir yang lain. Tutul-tutul tersebut selain ada pada tubuhnya juga ada di kepala dan semua siripnya termasuk ekor. Ikan ini juga mempunyai dua mata yang kecil pada sisi kepalanya dan sepasang sungut di atas mulutnya. Ciri khas dari ikan bichir adalah tulang rawan pada sirip punggungnya. Jika pada ikan jenis lain tulang rawan berdekatan dan membentuk satu deretan sirip punggung, tetapi pada bichir tulang rawan tersebut mempunyai jarak sehingga membentuk banyak sirip punggung terpisah yang berderet dari punggung sampai ekor. Jumlah sirip punggung ikan ini berkisar antara 8-11. Selain itu, sirip dada dan anal sangat tebal dan dapat digunakan sebagai kaki sehingga memungkinkan ikan dapat berjalan saat keluar dari air. Secara fisik, bichir mempunyai penampilan mirip ular dan bukannlah perenang handal namun masih cukup cepat saat berburu. Cara mereka memakan mangsa adalah dengan menelannya langsung. Seperti bichir yang lain, ikan ini juga mempunyai sepasang paru-paru primitif yang memberikan kemampuan untuk bertahan di luar air dalam jangka waktu yang pendek. Ornate bichir dapat tumbuh hingga 61 cm (24”) namun di dalam aquarium hanya dapat tumbuh sekitar 18”. Ornate bichir merupakan bersifat karnivora di alam bebas dam membutuhkan makanan yang tepat. Untuk ikan yang masih kecil dan masa pertumbuhan maka makanan yang cocok adalah bloodworm, daphnia dan brineshrimpe. Ikan yang sudah dewasa dapat diberi makanan seperti udang, daging ikan, ikan kecil, anakan ikan, cacing tanah dan beberapa jenis kerang. Ikan ini merupakan pemakan yang rakus walaupun mempunyai perut yang kecil. Masalah bisa timbul karena kerakusannya yakni ikan bisa mati jika memakan makanan yang berukuran besar yang melebihi kuantitas perutnya. Ornate bichir yang telah dirawat di aquarium dapat dibiasakan untuk diberi pellet ikan sebagai makanannya. Untuk pemeliharaan di aquarium, ornate bichir membutuhkan area dasar yang cukup luas. Hal ini disebabkan ikan lebih banyak waktu di dasar air untuk menangkap mangsa. Anakan ikan dapat di rawat dalam tangki berukuran 55 gallon sampai mereka mencapai panjang 12” atau berusia sekitar satu tahun. Saat melebihi usia atau ukuran tersebut, mereka membutuhkan space yang lebih luas sekitar 180 gallon atau berdimensi 72”x24”x24”. Ornate bichir adalah ikan nocturnal namun terkadang mereka juga aktif di siang hari. Dekorasi menggunakan tanaman bukannlah hal yang perlu, cukup area yang luas dengan substrat lembut, serpihan kayu dan bebatuan kecil akan membuat ikan nyaman. Mengingat ikan ini bersifat nocturnal, memberikan tempat bersembunyi baik kayu, batu atau pipa merupakan pilihan yang tepat. Pemberian tutup pada tangki disarankan karena sebagai keluarga bichir ikan ini mudah untuk melarikan diri. Hal ini disebabkan kemampuannya yang dapat bernafas langsung di udara dan bentuk tubuhnya yang silinder membantunya melewati lubang yang ada pada tangki. Kondisi air harus selalu bersih dengan parameter suhu 25-28 0C, pH 6-8 dan kesadahan 5-25 0H. Penggantian air tangki dapat dilakukan sekali dalam seminggu. Sebagai predator, jangan campur ikan-ikan kecil dengan ikan ini karena akan dianggap sebagai mangsa. Ornate bichir merupakan tipe ikan yang menunggu mangsa bukan menyerang mangsa. Disarankan untuk mencampurnya dengan ikan-ikan asli Afrika lainnya seperti African butterflyfish, Cichlid, Bichir lain, Datnoids, Knifefish, Ctenopoma yang cukup besar, Catfish, Characin yang cukup besar dan lainnya. Ukuran tubuh adalah faktor penting dalam pemeliharaan predator walaupun satu spesies karena terkadang ikan bersifat kanibal. Perbedaan ikan jantan dan betina dapat dilihat dari bentuk sirip analnya ketika dewasa. Pada ikan jantan biasanya memiliki sirip anal yang lebih tebal dan lebar dibanding betina. Selain itu, sirip anal jantan juga terlihat lebih gemuk dan padat dibanding betina. Teknik breeding ikan masih sangat jarang dilakukan di tangki, namun jika akan melakukannya dibutuhkan tangki berukuran besar. Ornate bichir bertelur pada musim hujan, jadi atur kondisi temperatur dan kimiawi air untuk menyerupai musim bertelur ikan di alam bebas. Air haruslah bersuhu cukup dingin, pH rendah dan berkesadahan rendah. Ikan ini bertipe “telur menyebar” jadi lebih baik menyediakan tanaman berdaun lebar atau sejenis pengumpul telur. Proses breeding diawali dengan jantan yang akan memburu dan menyentuh betina. Kemudian jantan akan menerima telur dari betina dengan meliukkan sirip anal dan panggulnya di sekitar alat genital betina. Jantan akan membuahi telur tersebut sebelum menyebar telurnya ke vegetasi yang ada. Setelah proses penyebaran telur, induk harus segera dipindahkan karena akan memakan telur mereka sendiri. Telur ikan akan menetas setelah 3-4 hari dan anakan ikan baru bisa berenang tiga hari kemudian. Anakan ikan dapat diberi makan brineshrimpe dan microworm.

Orinoco Peacock Bass (Cichla Orinocensis)

Orinoco Peacock Bass (Cichla Orinocensis) Ikan Hijau Agresif Bermarking Tiga dari Amazon
Orinoco Peacock Bass (Cichla Orinocensis) merupakan ikan family Cichlid yang tersebar mulai dari bantaran sungai Amazon, Rio Negro, Rio Orinoco dan Rio branco. Sungai-sungai tersebut berada di Venezuela, Columbia dan Brazil. Dalam bahasa lokal ikan ini sering dikenal dengan nama Borboleto, Taua dan Pavon. Borboleto sendiri dalam bahasa Portugis berarti “Kupu-kupu”, hal ini banyak membingungkan orang antara spesies ikan ini dengan Butterfly Peacock Bass (Cichla Ocellaris). UICN tidak pernah melakukan investigasi terhadap semua spesies peacock bass, oleh karena itu ikan ini tidak berada dalam daftar merah dan sampai saat ini tidak ada laporan yang mengatakan bahwa ikan dalam kondisi terancam. Orinoco peacock bass termasuk salah satu dari lima belas spesies peacock bass yang telah ditemukan. Seperti halnya ikan peacock bass lainnya, ikan ini mempunyai range warna tubuh dari kuning keemasan sampai hijau keemasan yang tersebar di seluruh bagian tubuh. Selain itu, bagian bawah tubuh (perut) berwarna kemerahan dan bagian atas tubuh (punggung) berwarna kebiruan. Ciri khas dari Orinoco peacock bass ialah adanya tiga pola yang sangat jelas yang tersusun vertical di kedua sisi tubuhnya. Pola berbentuk cincin dengan bagian dalam berwarna hitam mencolok dan berwarna keperakan pada bagian garis tepinya. Terkadang dalam pola tersebut terdapat pola-pola cincin keemasan yang lebih kecil. Pada bagian kepala (pipi) tidak terdapat marking gelap seperti yang terdapat pada sepupunya Cichla temensis. Orinoco peacock bass beradaptasi dengan lingkungan berarus cepat dengan mengembangkan tubuh yang licin serta sirip dada dan anal yang sangat kuat. Ikan yang mempunyai sinonim nama latin Cichla argus ini merupakan ikan yang terkenal bagi para pemancing, karena ikan ini mempunyai kekuatan yang cukup besar saat menangkap umpan. Ikan dewasa dapat mempunyai panjang tubuh sekitar 60 cm. Rekor ikan yang pernah di dapat mempunyai berat tubuh 6,22 Kg dan terjadi di Venezuela. Akhir-akhir ini, Orinoco peacock bass juga mulai populer sebagai ikan aquarium karena keindahan warna tubuhnya. Masa hidup ikan ini bervariatif yakni sekitar 8-12 tahun. Orinoco peacock bass ditemukan hidup pada berbagai kondisi di habitat aslinya, mereka cenderung mendiami perairan yang dangkal dan berarus sedang. Namun jika melihat kondisi habitat aslinya, ikan ini juga terbiasa dengan perairan berarus cepat. Lokasi yang biasa disukai ikan ini adalah di sekitar garis pantai, kolam atau bendungan dan danau di pinggir laut. Satu hal yang menarik ialah ikan ini biasanya ada bila di perairan tersebut ditemukan Cichla Temensis. Untuk perawatan di aquarium, satu orinoco peacock bass kecil saja membutuhkan tangki yang cukup besar. Satu ikan dewasa setidaknya membutuhkan tangki dengan ukuran 8’x3’x3’. Tangki yang lebih kecil akan membuat ikan kekurangan ruang untuk bergerak dan menyebabkan ikan tidak bertahan lama. Karena ikan membutuhkan banyak ruang, maka set up yang bagus hanyalah dengan memasang sedikit ornamen. Satu batang kayu besar atau tanaman air yang rindang direkomendasikan sebagai ornamen tangki. Ikan ini membutuhkan air berkualitas baik yakni dengan sedikit polutan dan kaya akan kandungan oksigen. Sistem filtrasi baik secara mekanis, kimiawi dan biologi haruslah kuat sehingga menciptakan arus air yang cukup untuk membuat ikan lebih nyaman. Selain itu, filtrasi yang kuat juga bertujuan untuk membersihkan sisa makanan dan kotoran yang ada pada tangki. Setting air pada tangki dengan suhu 27-290C, pH 5,5-6,5 dan kesadahan 5-150H.
Orinoco peacock bass mempunyai karakter yang agresif dan teritorial. Oleh karena itu, sangat lebih baik jika ikan ini dipelihara sendiri dalam tangki. Jika ikan ini dipelihara dengan ikan lain maka ukuran tankmate adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Tankmate haruslah ikan besar seperti cichlid, catfish, stingray dan arowana. Tankmate yang berukuran lebih kecil akan dimakan karena akan dianggap sebagai makanan. Orinoco peacock bass bisa juga dicampur dengan jenis peacock bass lain baik yang satu spesies maupun beda spesies. Orinoco peacock bass bersifat karnivora (predator), di alam bebas dia akan memakan berbagai makanan yang ada di ekosistem mereka. Makanannya cenderung binatang hidup seperti ikan kecil, cacing, crustacea, serangga, kerang (remis) dan amfibi. Untuk pemeliharaan di dalam aquarium, penyediaan makanan harus dikondisikan seperti halnya di alam bebas yakni berupa makanan hidup. Penyediaan makanan hidup haruslah hati-hati mengingat makanan hidup lebih cenderung mudah membawa bibit penyakit. Selain makanan hidup, beberapa makanan komersial juga cocok untuk ikan ini seperti pellet, bloodworm, makanan beku dan lainnya. TAKSONOMI Kingdom Animalia Phylum Chordata Class Actinopterygii Order Perciformes Family Cichlidae genus Cichla Species Cichla orinocensis Teknik pemijahan ikan ini belum banyak diketahui, namun beberapa peternak telah berhasil melakukannya. Ikan jantan diketahui dari ukuran tubuhnya yang lebih besar dan biasanya memiliki punuk. Pasangan induk yang siap dipijah hendaknya dipisahkan pada tangki tersendiri atau kolam.

Kamis, 24 Mei 2012

Ikan Rainbow

Ikan Rainbow merupakan jenis ikan hias yang banyak diminati masyarakat karena jenis ikan ini juga dapat merupakan komoditi eksport. Ada 2 jenis rainbow yang cukup terkenal yaitu rainbow Irian (Melano Tacnia maccaulochi dan Rainbow Anlanesi ogilby Telmatherina ladigesi ahl Rainbow Irian warna dasarnya keperak-perakan dengan warna gelap metalik sedangkan rainbow Sulawesi warna dasarnya kuning zaitun, dengan warna bagian bawah kuning jenis ikan ini termasuk ikan bertelur dengan menempelkan telur pada tanaman air. Kwalitas air yang diperlukan untuk kehidupan jenis ikan ini yaitu temperatur air 23 - 26 ° C. Ph. air sebaiknya diatas 7. Jenis ikan ini dapt hidup dan berkembang-biak dalam aquarium maupun bak semen. Ikan ini sudah dapat memijah setelah berumur + 7 bulan dalam ukuran 5 - 7 cm. Makanan yang biasa diberikan dalam pemeliharaan ikan ini yaitu kutu air, cacing zambut atau cuk. Supaya ikan dapat tumbuh dengan baik selama pemeliharaan bertelur, air harus klop memenuhi persyaratan dan dilakukan penggantian air + 1 minggu 1 kali.

PEMBENIHAN IKAN ALIGATOR

PEMBENIHAN IKAN ALIGATOR (Atractosteus spatula) PENDAHULUAN Salah satu ikan hias yang sampai saat ini memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan aligator. Ikan tersebut merupakan ikan purba berukuran besar dan tergolong ikan karnivora. Sampai saat ini teknik pengembangbiakannya belum banyak diketahui, baik oleh produsen maupun penggemar ikan hias. Beberapa pembudidaya memang sudah berhasil memijahkan ikan aligator ini melalui teknik kawon suntik, tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Ikan aligator banyak diminati baik didalam negeri maupun di luar negeri. Ikan tersebut sekarang banyak digunakan sebagai ikan hias karena warna sisiknya yang indah. MENGENAL SOSOK ALIGATOR LEBIH DEKAT Ikan ini memiliki bentuk tubuh silindris memanjang menyerupai torpedo. Sirip punggung dan sirip dubur aligator terletak pada bagian belakang tubuh pada posisi hampir berlawanan. Mulutnya bermoncong panjang mirip buaya. Oleh karena itu, ikan ini disebut ikan buaya. Ikan yang bergigi tajam ini dilindungi sisik yang berfungsi sebagai perisai. Sisiknya merupakan ganoid berbentuk intan yang saling bertaut. Ikan aligator umumnya berwarna coklat atau kehijauan pada bagian atas tubuhnya. Bagian bawah tubuhnya yaitu didaerah perut berwarna agak terang. Warna daging aligator kemerahan, sedangkan telur berwarna kehitaman. Menurut informasi daging ikan aligator dapat dimakan sedangkan telurnya yang berbentuk bulat sangat beracun bagi manusia, hewan dan unggas air. Ikan aligator jantan memiliki testis sedangkan ikan betina memiliki ovarium. Ikan ini memiliki jantung, hati, ginjal dan saluran pencernaan. Pada ikan betina hati sangat penting untuk pembentukan bakal kuning telur. Ikan aligator agak sukar dibedakan antara jantan dan betina. Perbedaannya akan terlihat bila sudah mencapai kematangan gonad. Ikan tersebur dibedakan berdasarkan pengamatan pada morfologi tubuh. Induk betina perutnya menonjol, lebih lunak, dan besar. Sementara induk jantan biasanya lebih ramping. KEGIATAN PEMBENIHAN 1. Seleksi Induk Sebelum ikan dipijahkan, perlu dilakukan seleksi induk. Badan induk tersebut harus lurus dan gemuk. Biasanya induk ikan aligator yang dapat dipijahkan memiliki bobot tubuh mulai dari 1 Kg. Induk yang berukuran besar akan mengeluarkan lebih banyak telur dibandingkan induk yang berukuran kecil. Selain itu induk yang dipilih harus sehat, tidak cacat, tidak luka, tidak ditempeli parasit dan matang gonad. Induk pun harus lincah serta berwarna cerah dan tidak gelap. Tutup insang induk harus menutup sempurna dan siripnya lengkap. Induk dengan kriteria tersebut umumnya dapat diperoleh dengan teknik pemeliharaan yang baik. 2. Kematangan Gonad Kematangan gonad ikan aligator perlu waktu yang cukup lama dan biasanya dicapai setelah ikan berukuran besar. Kematangan gonad ditandai dengan peningkatan nilai indeks gonadosomatic (IGS), yaitu perbandingan antara bobot gonad dan bobot tubuh yang dinyatakan dalam persen. Menurut informasi, indeks gonadosomatic untuk betina aligator mencapai nilai tertinggi pada musim gugur yang mencapai 9,6 %. Induk betina yang sudah matang gonad, perutnya membesar sampai kearah anus. Induk betina yang sudah siap memijah akan memiliki warna urogenital yang merah (gambar.2). sementara jantan yang sudah mencapai kematangan gonad, biasanya kalau diurut dari bagian dada kearah ujung ekor akan mengeluarkan cairan sperma berwarna putih. Tanda inilah yang dapat digunakan untuk membedakan antara induk jantan dan betina dengan mudah. 3. Proses Pemijahan Ikan Aligator di Indonesia tidak dapat dibiakkan secara alamiah di dalam wadah budidaya. Oleh karena itu, digunakan cara lain melalui pemijahan buatan yang dikenal sebagai kawin rangsang atau kawin suntik (induced breeding). Caranya yaitu melalui penyuntikan hormon ovaprim yang berisi a-LHRH dan antidopamin. Penyuntikan biasanya dilakukan dua kali. Suntikan pertama diberikan sebanyak 30% dari dosis dan suntikan kedua sebanyak 70% dengan dosis sebesar 0,7 ml/kg. Ovulasi dan pemijahan terjadi setelah tujuh jam penyuntikan kedua. Pada saat proses pemijahan akan terdengar suara percikan dan bunyi kepakan sirip di air. 4. Inkubasi Dan Penetasan Inkubasi dan penetasan dilakukan didalam akuarium terpisah. Penetasan telur ikan buaya berlangsung lama. Biasanya telur menetas dalam 6-8 hari setelah pemijahan. Ujung ekor tempak mulai mencuat ke luar pada hari kedua, tetapi penetasan yang sempurna baru terjadi pada 6-7 hari setelah penetasan. Selanjutnya telur yang telah menjadi larva menghabiskan kuning telur selama seminggu. Setelah itu larva mulai memakan pakan yang berasal dari luar tubuhnya. Setelah menetas, larva menempel ketanaman air dengan alat seperti cakram pada ujung moncongnya sampai berukuran panjang tiga perempat inci. organ tersebut kemudian menghilang ketika ikan tumbuh dewasa. Untuk mengurangi terjadinya serangan jamur, penetasan dilakukan pada kepadatan rendah. Untuk dua substrat yang penuh berisi telur dapat digunakan sebuah akuarium bervolume 100 liter. Untuk menekan petumbuhan jamur yang menyerang telur (Saprolegnia) ke dalam air media penetasan dapat ditambahkan biru metilen (methylene blue) sebanyak 2 ppm. Pergantian air tidak perlu dilakukan selama penetasan karena kepadatannya rendah. Ikan aligator merupakan ikan yang berkembang biak dengan cara substrat spawner (peletak telur di substrat) dimana telur ikan aligator menempel pada rerumputan atau juga dapat dibuat tali rafia yang dipotong sepanjang 30 cm yang salah satu ujungnya diikat hingga menyatu. 5. Perawatan Larva Setelah embrio menetas seluruhnya menjadi larva, dilakukan pergantian air. Pada saat telur baru menetas larva ikan aligator masih memiliki kunig telur yang cukup besar. Kunig telur ini berperan sebagai cadangan makanan. Walaupun ikan aligator yang berukuran besar memiliki alat pernafasan tambahan, tetapi pada ukuran larva sampai ukuran 3 inci belum berkembang sempurna sehingga masih sangat tergantung pada oksigen yang tersedia di dalam air. Pemberian artemia dilakukan sampai larva berumur seminggu. Larva ikan alligator berukuran besar sehingga harus diberi kutu air (Daphnia) dan larva ikan lainnya. Larva ikan yang dapat diberikan berupa larva ikan mas. Meskipun ikan aligator tergolong ikan yang tahan terhadap lingkungan yang buruk, pergantian air tetap harus dilakukan. Menurut data (Muhammad Zairin, 2004) tingkat kelangsungan hidup larva masih rendah yaitu sebesar 50%.

Ikan Belida

Ikan ini sering dipanggil juga dengan nama belida,termasuk ikan non pendamai dan ganas.Namun kibaran ekornya yang seperti bendera membuat ikan ini diminati oleh hobiis.Silahkan lihat artikelnya!!! - Varietas,Jenis,dan kelainan. 1.Clown Knife fish 2.Royal Clown Knife fish 3.Platinum Clown knife fish( Kelainan ) Royal Clown Knife fish:
gin : Clown knife fish ditemukan di daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia sendiri. Scientific classification: Kingdom :Animalia Phylum :Chordata Class :Actinopteryegii Order :Osteoglossiformes Family :Notopteridae Genus :Chitala Species :Chitala Chitala Aquarium: Ukuran aquariumnya harus cukup besar karena ikan ini akti bergerak,ornamennya dapat berupa Kayu dan akar kayu maupun tanaman pastikan tanaman dapat menancap atau diikat di kayu dengan kuat.Minimal aquariumnya ( PxLxT)100cm x 60cm x 45cm. Gravel: Jika tidak ingin menaruh tanaman sebaiknya memakai gravel batu-batuan yang telah tersedia di berbagai toko ikan hias,dan apabila tetap ingin memakai tanman sebaiknya mengikatnya di Kayu-kayu di dalam aquarium( bila ada ). Food: Makanan dapat berupa :ikan mas kecil,jangkrik dan makanan lainnya,dan beberapa udang. Tankmates: Ikan ini biasa menjadi tankmates Asian Arowana dan dapat di gabung dengan ikan-ikan yang ukurannya seimbang.Jangan di gabung dengan ikan pendamai karena dia akan mulai mengigiti sirip ikan walaupun ukuran berbeda jauh. Penyakit: 1.White Spot. Penyebab :Ich,dan air aquarium yang tak terjaga sumbernya. Pencegahan:Menggunakan air yang bagus seperti air ledeng yang bebas parasit,menggunakan sinar ultraviolet. Penyembuhan :Paling cepat diatasi dengan methlyn Biru. Penyakit lainnya akan ditambahkan secepatnya!!! Pengalaman Sendiri( Admin ): Pengalaman saya sendiri tentang ikan ini,di aquarium saya ikan ini termasuk ikan yang aktif berkeliling aquarium,namun dia agak mundur( takut )setelah bertemu dengan gars dan Arowana.Tapi dia juga suka mengusili ikan-ikan kecil seperti silver dollar di tank saya ini.Termasuk ikan ganas saat mengejar mangsa seperti ikan-ikan kecil,dengan langsung memasukan seluruh badan mangsa ke mulutnya. Salam.......

Silver Dollar

Silver Dollar (Metynnis schreltmuellerl) Ikan silver dollar merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi bukan hanya sebagai komoditi lokal, tetapi juga merupakan komoditi ekspor, sehingga ikan ini mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan sebagai ikan komersial. Permasalahan yang timbul dalam pengembangan ikan ini diantaranya adalah penyediaan benih masih sulit. Salah satu penyebab sulitnya penyediaan benih ini adalah masih sulitnya ikan ini dipijahkan dalam wadah budidaya, derajat penetasan dan kelangsungan hidup larva rendah. Salah satu cara yang telah dilakukan untuk menanggulangi permasalah tersebut adalah pemijahan secra buatan dengan rangsangan hormonal. Cara tersebut akan diterangkan secara detail pada pembahasan berikut. Deskripsi Ikan Silver Dollar Ikan silver merupakan ikan introduksi yang didatangkan dari sungai amazon, amerika Selatan. Ikan ini termasuk kedalam famili Characidae. Bentuk badannya pipih dan panjangnya dapat mencapai 15 cm. Warna badan dan perutnya perak mengkilap dan agak keabu-abuan pada bagian punggungnya. Jenis kelamin ikan ini relatif mudah dibedakan setelah dewasa dengan melihat sirip analnya. Sirip anal ikan silver dollar betina agak meruncing dibagian depannya dan berwarna jingga cerah atau merah menyolok bila telah matang gonad. Sedangkan ikan jantannya memiliki sirip anal yang bundar dibagian depannya dan berwarna jingga jika telah matang gonad, tetapi warna ini kurang mencolok dibandingkan dengan betinanya. Ikan ini termasuk herbivora, memakan daun-dauanan seperti selada air dan tanaman air lainnya yang berdaun lunak. Ikan silver dollar sudah dapat dipijahkan pada pH air 6.8-7.0 dengan suhu air 26-30 oC. Pemeliharaan Induk Pemijahan induk silver dollar jantan dan betina dilakukan secara terpisah dalam akuarium kaca yang berukuran cm yang ditempatkan pada ruangan tertutup. Pemeliharaan secara terpisah ini dimaksudkan agar ikan dapat matang gonad serentak dan tidak terjadi pemijahan liar yang tidak dikehendaki. Akuarium tempat pemeliharaan induk diisi air setinggi 35 cm serta diberi aerasi. Dalam satua kuarium dimasukkan sekitar 10 ekor induk. Untuk menjaga kualitas air pemeliharaan induk dilakukan pergantian air dua hari sekali sebanyak ¼ bagian atau tergantung kebutuhan. Pemberian makanan kepada induk dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari berupa larva Chironomus (chu merah) beku atau segar, atau cacing rambut yang diselingi dengan memberikan selada air. Induk ikan dipelihara hingga matang gonad atau siap dipijahkan.
Induk ikan silver dollar yang matang gonad dapat dilihat dari penampakan tepi sirip ekor yang berwarna merah tua kehitaman, operkulum (tutup insang) berwarna kemerahan, dan pada badan tepat dibelakang tutup insang terdapat dua bintik hitam. Bila induk betina kelihatan perutnya yang membesar (gendut). Pemijahan ikan silver dollar dapat dilakukan secara alami, akan tetapi waktu terjadinya pemijahan tidak dapat diprediksi dengan baik sehingga relatif sulit untuk menentukan target produksi benih. Oleh karena itu, pemijahan ikan silver dollar ini perlu dilakukan dengan rangsangan hormon. Seperti pada pemijahan dengan rangsangan hormonal yang dijelaskan sebelumnya, induk-induk silver dollar yang akan disuntik ditimbang dahulu untuk mengetahui beratnya dan kemudian menentukan banyaknya hormon yang harus disuntikkan. Hormon yang umum dipakai untuk merangsang pemijahan ikan silver dollar adalah ovaprim. Penggunaan ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas untuk menyuntik ikan silver dollar jarang dipakai, karena ukuran ini relatif kecil sehingga sulit menentukan dosis yang diberikan. Dosis yang diberikan pada ikan silver dollar dengan menggunakan ovaprim yakni memakai dosis 0,7 ml/ kg bobot ikan. Penimbangan ikan diperlukan untuk mengetahui dosis yang digunakan. Untuk bobot yang berbeda dapat menggunakan sistem konversi berdasarkan dosis yang ada. Untuk mengurangi stres, sebelum dilakukan penyuntikan, sebaiknya ikan dibius terlebih dahulu dengan menggunakan MS-222 dengan konsentrasi sekitar 100 mg perliter air. Setelah ikan dibius, diangkat dan kemudian diletakkan diatas gabus busa tebal. Dengan hati-hati ikan disuntik dibagian daging pungggung yang paling tebal. Diusahakan menggunakan jarum suntik yang paling kecil. Setelah penyuntikan selesai, ikan dikembalikan lagi ke wadah pemijahan. Wadah pemijahan dapat berupa akuarium dengan ukuran cm atau bak beton yang diisi air sedalam 25 cm dan diberi tanaman air Hydrilla. Kedalam setiap wadah dimasukkan sepasang induk jantan dan betina. Air dalam wadah pwmijahan dinaikkan tingginya menjadi 35 cm setelah dilakukan penyuntikan kedua. Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva/Benih Setelah ikan memijah, ditandai dengan banyaknya telur yang tersebar didasar wadah pemijahan, kedua induk ikan diangkat dan dipindahkan kewadah pemeliharaan induk semula. Tanaman Hydrilla dalam akuarium juga diambil dan dibuang. Dan untuk mencegah serangan penyakit, kedalam wadah pemeliharaan induk yang selesai memijah ditambahkan 1-2 sendok garam dapur dan Methylene Blue 1 mg/l. Telur-telur didalam wadah pemijahan dapat dibiarkan menetas diwadah tersebut, tetapi dapat juga dipindahkan atau disatukan kedalam wadah khusus untuk penetasan telur. Cara memindahkan telur harus dilakukan secara hati-hati agar telur tidak rusak. Pengambilan telur dari wadah pemijahan dapat dilakukan dengan menyiponya dengan selang dan telur yang keluar ditampung di baskon, kemudian telur-telur tersebut dimasukkan ke wadah penetasan. Kualitas air penetasan tetap dijaga dengan cara mengganti airnya sebanyak 30% setiap hari. Bila telur-telur sudah menetas (sekitar 50-70 jam setelah pemijahan) dilakukan penyiponan terhadap telur-telur yang tidak berhasil menetas untuk menjaga kualitas air tetap baik. Pemberian pakan kepada larva dilakukan setelah larva berumur 4 hari. Pakan yang diberikan ke larva berupa nauplii Artemia yang baru menetas. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari, pagi, siang dan sore hari. Setelahg benih agak besar, pakan yang diberikan berupa cacing rambut atau kutu air sampai ikan akan dijual. Selama pendederan ikan dapat dilakukan penjarangan kepadatan agar pertumbuhannya tidak terhambat. Pendederan ikan dilakukan di wadah yang lebih besar seperti akuarium berukuran cm atau bak beton cm.

Elephant Nose

Elephant Nose
TENTANG Berbeda dengan Elephant "Long" Nose, Elephant "Double" Nose mempunyai perpanjangan dari bibir bagian bawah yang menyerupai belalai yang lebih pendek, dan bibir bagian atas memanjang, seakan-akan kita melihat ikan ini mempunyai dua belalai. Belalai ini digunakan baginya untuk mendeteksi makanan, dimana biasanya ikan ini akan mencari makanannya dengan mengorek bagian dasar aquarium. Oleh karena itu pada habitat nya, dalam aquarium harus diberikan pasir pada dasarnya, dan usahakan pasir tersebut tidak berbentuk segi yang tajam karena akan melukai belalai mereka. Elephant Nose ini menyukai tempat / habitat yang natural dengan beberapa tempat untuk nya dapat bersembunyi. Air yang digunakan sebaiknya air yang sudah diendapkan. Ikan ini biasanya sulit untuk menerima makanan buatan, mereka menyukai makanan hidup seperti cacing tubifex maupun cacing darah, bisa juga diberikan cacing beku. Elephant Nose merupakan ikan pendamai yang dapat dicampur dengan ikan lain dalam suatu akuarium komunitas, tetapi perlu diperhatikan ikan ini akan agresif terhadap jenisnya sendiri (individual / teritori). Panjang Jantan : 40 cm panjang Betina : 40cm Suhu : 23 - 28 C pH : 6,0 - 7,5 Hardness : 7 Family : Mormyridae Peredaran : Afrika Tengah dan Barat, Nigeria,

Ikan Palmas

Palmas, merupakan salah satu jenis ikan purba/jurasic fish. Ikan ini dapat hidup diperairan dangkal, bahkan adang kering. Mempunyai kemampuan beradaptasi pada air dengan kandungan oksigen rendah. Ikan ini mampu mengambil udara langsung. Cara pemeliharaannya cukupmudah, diberikan pakan ikan hidup(mas, cere/guppy), cacing bahkan pelet/makanan kering. Jenis yang dapat kita temui di Indonesia atara lain : Polypterus Delhezy, PolypterusPalmas, Polypterus Ornatipinis, P. Retropinis, P.Weeksy. Ikan ini memerlukan aquarium/tempat pemeliharaan yang cukup besar, jika kita ingin memeliharanyalebih dari 1 ekor, karena ikan jenis ini cukup agresif terhadap sesamanya. Dalam pemelihara di aquarium sebaiknya diberikan kayu atau batu-batuan untuk tempat persembunyiaannya. Dan juga gemar meloncat ke permukaan air. Jadi sebaiknya aquarium diberi penutup. Keasaman air relatif normal antar 7-8. Kesadahan juga normal. Pembiakan ikan ini lebih banyak dengan cara kawin suntik. Sekian yang saya ketahui,mudah-mudahan dapat bermanfaat.

Ikan Piranha

Piranha
kan ini terkenal sangat ganas - agresif dan pemakan daging. Banyak terdapat di sepanjang batang Sungai Amazone. Kebanyakan mengalir dalam batang sungai itu di sepanjang daerah Brazilia dan Venezuela. Banyak jenisnya. Yang paling agresif ialah yangberukuran sedang. Rata-rata beratnya antara 600 sampai 700 gram. Ada juga yang satu kg - tetapi jarang. Bahkan ada yang besar dan beratnya sampai 5 kg. Tetapi yang paling terkenal ganas dan agresifnya adalah yang berbadan sedang - antara 600 sampai 700 gram itu. Ikan piranha,lainnya dari ikan jenis lain - memiliki gigi runcing dan tajam - ada kemiripan dengan gigi ikan hiu - cucut. Badan bagian bawahnya - sepanjang perutnya - berwarna merah dan ada yang berjenis bermata-merah. Ikan piranha ini yang termasuk jenis agresif dan ganas ini biasanya bergerombolan - banyak - dan apabila sudah mendapatkan mangsa - semakin banyak berkumpul - tampak seperti gumpalan ikan sarden atau ikan teri - menghitam. Apa saja disambar dan secepat kilat diterkamnya. Pada tahun 1930-an ada beberapa rombongan ekspedisi yang sengaja menyelidki tingkah-laku ikan piranha ini. Dalam percobaan - mereka menjatuhkan seekor kambing yang sengaja sedikit dilukai buat memancing bau dan warna darah bagi piranha. Dan segera ratusan piranha menerkam dan merobek-robek daging kambing itu. Tak sampai satu jam - kambing tersebut hanya tinggal kerangka tulangnya saja!Ada lagi rombongan sapi yang menyeberangi sungai - kali yang tak berapa lebar - lalu ada seekor sapi yang terluka kakinya. Dan darah sapi tersebut memancing bau yang sangat diincar oleh piranha. Dan piranha yang sangat ganas itu bagaikan gelombang yang sangat ribut - berkecipak - lompat-melompat merobek daging sapi itu. Dan dalam beberapa puluh menit saja - seekor sapi yang besar itu segera menjadi kerangka tulang yang dagingnya sudah hilang semua! Sebaliknya penduduk Indian yang berdiam sepanjang batang sungai Amazone baik yang di Brazilia maupun yang di Venezuela - sering menangkap piranha ini - atau sengaja memancing atau menombak dan memburu piranha. Apabila ada ikan piranha terkena pukat atau jala atau mata pancing - segera piranha itu diketok- dipukul kepalanya agar segera mati. Sebab piranha sangat berbahaya. Sedangkan ikan lainnya tidak diperlalukan begitu. Hanya khusus bagi ikan piranha yang ganas dan buas itu. Biasanya pabila ada rombongan atau gerombolan piranha yang menyemut banyaknya - nelayan sepanjang sungai Amazone itu menghindarinya. Lebih baik tidak "mengadakan kontak" dengan para pengganas dan perompak-daging itu. Ikan piranha terkenal ikan yang enak dagingnya. Ikan yang banyak tulangnya termasuk piranha ini - adalah termasuk yang enak dan lezat dagingnya. Masakan cara orang Indian agar enak dan sesuai dengan jenis ikan ini - adalah digoreng dengan campuran mentega dan anggur putih - begitu katanya. Ini bagi masarakat yang sudah masuk menu restoran. Bagi rakyat biasa sih cukup dipanggang biasa saja.Beberapa negara melarang mengimpor dan memasukkan ikan ini,- termasuk Indonesia. Sebab ikan piranha ini termasuk ikan perusak dan pemakan ikan lainnya - ganas dan buas. Bentuk - perawakan piranha tidaklah sebagus ikan hias lainnya. Tetapi piranha bentuknya anggun - gagah - kukuh. Sedikit seperti ikan bawal atau ikan dorade atau ikan bulat. Belum apa-apa giginya dulu yang tampak - runcing dan tajam - cukup mengerikan kalau kita tahu bahwa itulah piranha yang ganas dan buas itu,-

Ikan Corydoras

PEMBENIHAN IKAN HIAS CORYDORAS 1. PendahuluanCorydoras merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang banyak diminati pecinta ikan hias dan mempunyai peluang ekspor. Selain digunakan sebagai ikan hias air tawar, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik di negara maju. Walaupun ikan ini berasal dari Amerika Selatan, tetapi sejak lama telah berhasil dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini dikenal mudah pembudidayaannya. 2. Ciri Morfologi Bentuk tubuh pendek dan gemuk, punggung lebih melengkung dibandingkan dengan perut, kedua sisi ikan dilengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, mempunyai dua pasang kumis yang terletak di rahang atas dan rahang bawah serta ukuran tubuh dapat mencapai 12 cm. Ikan Corydoras dapat dibudidayakan di kolam yang kandungan oksigen di dalam airnya rendah. Kondisi lingkungan cocok untuk jenis ikan ini adalah: pH 6-8, suhu 21.5-28 O C. 3. Prasarana dan SaranaDalam pemeliharaan ikan Corydoras diperlukan sarana berupa bahan dan alat, yaitu : a. Induk ikan Corydoras betina dan jantan b. Wadah pemeliharaan berupa : ~ Bak pemeliharaan induk jantan dan betina secara masal, sekaligus sebagai tempat pemijahan, atau akuarium yang berukuran 60x40x40 cm. ~ Bak pemeliharaan larva dan benih secara masal c. Pakan ~ Pakan induk berupa cacing tubifex atau Chironomous serta jentik nyamuk. ~ Pakan larva berupa nauplii artemia ~ Pakan untuk pembesaran ikan Corydoras hingga siap dipasarkan adalah cacing tubifex 4. Kegiatan Operasional 4.1 Pemeliharaan Induk Ikan Corydoras mulai dapat dipijahkan minimal pada umur delapan bulan. Pakan yang terbaik diberikan pada masa pemeliharaan induk adalah pakan yang banyak mengandung zat chitin seperti larva nyamuk yang baik untuk perkembangan telur. Selain itu karena Corydoras bersifat 'bottom feeder' maka ikan ini lebih responsif pada jenis makanan seperti cacing tubifex atau chironomus. Cara termudah untuk membedakan jenis kelamin adalah dengan melihat bentuk tubuh. Ikan jantan mempunyai bentuk tubuh seperti terpedo, bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Tubuh lebih langsing dan ukurannya lebih kecil daripada betina, dan sirip dorsal ikan jantan terlihat lebih runcing. Tubuh ikan betina berukuran lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan, dan perutnya yang tampak membundar berisi telur. 4.2. PemijahanPemijahan dilakukan secara masal di bak semen, bak fiber atau akuarium dengan perbandingan induk betina : jantan l : 2 atau 1:1. Penggantian air dilakukan setiap hari, untuk menjaga kualitas air media pemijahan. Corydoras mempunyai tipe bertelur dengan menempelkan telurnya pada suatu substrat yaitu : lempengan kaca, potongan paralon (PVC), ubin keramik atau lempengan batu. Ikan Corydoras mengeluarkan telurnya secara parsial, sehingga setiap hari dapat ditemukan substrat yang ditempeli telur. Setiap induk mampu menghasilkan 200-350 butir telur. Selanjutnya substrat yang dipasang diambil untuk ditetaskan pada wadah penetasan telur. 4.3. Penetasan telurTelur yang menempel pada substrat selanjutnya ditetaskan di dalam akuarium . Telur akan menetas dalam waktu enam hari. Selama penetasan telur, media pemeliharaan diberi obat anti jamur antara lain methylene blue 0.1 ppm. Derajat penetasan telur berkisar 60-70%. Larva ikan Corydoras dipelihara di akuarium tersebut sampai berumur tujuh hari dengan pemberian pakan berupa nauplius artemia. 4.4. Tahap PemeliharaanPemeliharaan dilakukan pada wadah berupa fiber glass atau bak semen sampai ukuran S (Small=kecil) dengan padat penebaran 20-30 ekor/liter. Selama satu Bulan mencapai ukuran M (Medium=sedang) yaitu dengan padat penebaran 10-15/liter dan siap untuk dipasarkan. Pemeliharaan selanjutnya lebih diarahkan ke pengadaan calon induk, karena biasanya pada ukuran L (Large=besar) permintaan pasar cenderung menurun. Padat penebaran pada masa pemeliharaan dari ukuran M ke ukuran L adalah 5 ekor/liter. Pakan yang diberikan selama pemeliharaan ikan sampai siap dipasarkan berupa cacing tubifex. 4.5. Pengelolaan Kesehatan Ikan Beberapa jenis parasit yang sering menyerang ikan Corydoras ini adalah : Trichodina sp, Epistylis, Glossatella sp dan Chillodonella sp. Sedangkan bakteri yang menyerang biasanya merupakan infeksi sekunder yang terjadi akibat luka karena penanganan, atau serangan parasit yang mengakibatkan terjadinya luka. Jenis bakteri yang ditemukan adalah Aeromonas hydrophilla. Pengobatan yang dilakukan untuk penyakit parasit adalah menggunakan formalin 25 ppm, garam 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial menggunakan Oxytetracycline 10 ppm dengan cara perendaman. 5. Jenis - Jenis Corydoras 5.1 Corydoras Adolfoi
5.2 Corydoras Aeneus 5.3 Corydoras Concolor 5.4 Corydoras adolfoi - Adolfo's Cory 5.5 Corydoras aeneus - Bronze Cory 5.6 Corydoras ambiacus - Black-spot Catfish 5.7 Corydoras arcuatus - Skunk Cory 5.8 Corydoras concolor - Slate Cory 5.9 Corydoras guapore - Guapore Cory 5.10 Corydoras habrosus - Dainty Corydoras 5.11 Corydoras hastatus - Dwarf Corydoras 5.12 Corydoras melanotaenia = Green-Gold Corydoras 5.13 Corydoras metae - Bandit Corydoras 5.14 Corydoras narcissus - Narcissus Cory 5.15 Corydoras nijsseni - C 111 5.16 Corydoras oiapoquensis - Stripe Tailed Panda 5.17 Corydoras paleatus - Peppered Corydoras 5.18 Corydoras panda - Panda Cory 5.19 Corydoras reynoldsi - Bumblebee Cory 5.20 Corydoras cf. sanchesi - Sanchesi's Cory 5.21 Corydoras seussi - Seuss’ Corydoras, C 027 5.22 Corydoras steindachneri - Steindachners Cory 5.23 Corydoras sterbai - Sterba's Catfish 5.24 Corydoras trilineatus - Three-lined Corydoras 5.25 Corydoras tukano - Bumblebee Cory 5.26 Corydoras virginiae - Virginia's

Ikan Lemon

olamprologus leleupi , atau lebih akrab disebut leleupi merupakan ikan cichlid kerdil (dwarf cichlid ) yang berasal dari danau Tangayika, Afrika. Ikan leleupi mempunyai warna kuning di sekujur tubuhnya, sehingga ikan ini populer dengan sebutan lemon cichlid . Leuleupi dapat tumbuh sampai sekitar 10 cm saja untuk ikan jantan, sedangkan ikan betina biasanya kurang dari ukuran tersebut. Neolamprologus leuleupi Dekorasi akuarium leuleupi dengan bebatuan dan gua-gua Danau Tangayika memiliki air yang berPH tinggi, sekitar 7.8 sampai 9.0 dan memiliki suhu sekitar 25°C – 30°C. Kondisi tersebut harus dipenuhi bila hendak memelihara ikan Leulupi dalam akuarium.. Akan tetapi, ikan-ikan yang beredar dipasaran merupakan turunan yang ke-sekian dari ikan tangkapan alam, sehingga sudah beradaptasi dengan kondisi air yang berada di peternakan. Oleh karena itu seringkali tidak diperlukan kondisi air yang se-ekstrem tadi. Kondisi air dengan PH 7 sudah cukup memadai untuk memelihara ikan ini dengan sehat. Kendala yang sering terjadi bila memelihara ikan dengan kondisi air yang tidak memenuhi persyaratan adalah seringkali ikan tersebut terserang fish-tuberculosis, ikan menjadi kurus, warna memucat dan pertumbuhan berhenti. Bila sudah terserang, biasanya mereka hanya tinggal menunggu waktu saja, demikian pula bila hendak memelihara ikan yang membutuhkan kondisi pH rendah tetapi disimpan dalam air yang berPH tinggi. PemeliharaanPemeliharaan Leuleupi dalam akuarium sebenarnya cukup mudah. Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa kondisi air bagi ikan-ikan yang telah dibudiyakan tidak lagi kritikal, akan tetapi memang lebih baik bila disediakan air dengan pH tinggi. Cara termudah untuk mendapatkan pH tinggi ialah dengan memakai karang laut, pecahan koral, atau pasir laut. Substrat sebaiknya menggunakan pasir dengan warna terang sehingga warna ikan akan lebih cemerlang. Setup akuarium yang direkomendasikan untuk ikan-ikan dari perairan Tangayika adalah berupa perairan terbuka dengan tumpukan batu-batu didasar. Bila akuarium memakai pasir yang bewarna cerah, warna kuning ikan tersebut akan lebih nampak. Akan tetapi bila pasir yang digunakan berwarna gelap, maka ikan ini akan tampak lebih ‘gelap'. Leuleupi tidak rewel dalam hal makanan, dari makanan buatan sampai cacing es akan diterimanya dengan senang hati. Meskipun demikian perlu diketahui bahwa di alam mereka hanya memakan pakan hidup saja. BreedingLeuleupi termasuk sulit dibedakan antara jantan dan betinanya. Satu-satunya penciri adalah ikan jantan akan tumbuh lebih besar dibandingkan ikan betina. Beberapa indikasi lain yang mungkin bisa dilihat adalah ikan jantan bisa memiliki kepala lebih tebal dan lebih besar dibandingkan ikan betina, dan sering menunjukkan adanya gejala jenong (cranial bump). Selain itu kadang bisa dilihat pada sirip perutnya, ikan jantan cenderung memliki sirip perut lebih panjang dibandingkan dengan betina. Cara mudah untuk mendapatkan pasangan ikan ini adalah dengan memelihara mereka dalam jumlah relatif banyak bersama-sama sedari kecil. Leuleupi selanjutnya akan memilih pasangannya sendiri dan bertelur. Walaupun demikian, pasangan ini seringkali tidak bertahan lebih dari sebulan. Leuleupi akan memilih sarang di gua-gua kecil pada celah-celah batuan yang ada. Oleh karena itu ikan ini disebuat sebagai â€Å“shelter breederâ€�. Untuk itu dalam melakukan breeding, perlu disiapkan akuarium dengan bebatuan yang membentuk gua-gua atau celah, tempat mereka menyimpan telurnya kelak. Telur yang dihasilkan bisa mencapai jumlah 100 butir. Telur-telur tersebut akan menetas kurang lebih 4 hari kemudian. Seperti ikan cichlid lain pada umumnya, ikan leleupi akan mengasuh anak-anaknya dengan baik. Ikan jantan dan betina akan menjaga anak-anaknya secara bergantian. Ikan yang mengasuh anaknya biasanya akan berpasangan lebih lama. Bila anak-anaknya sudah berenang bebas, mereka bisa diberi makan makanan khusus, seperti artemia. EpilogIkan leleupi merupakan salah satu ikan yang menarik. Warnanya yang kuning cerah sangat indah dan ukurannya yang kecil membuatnya tidak memerlukan akuarium besar bila hendak memelihara ikan tersebut. Bila anda tertarik untuk memiliki akuarium komunitas ikan cichlid, ikan ini boleh dijadikan salah satu kandidatnya.

Minggu, 20 Mei 2012

Ikan Oscar (Astronotus ocellatus)

Oscar (Astronotus ocellatus) merupakan salahsatu jenis cichlid yang telah relatif lama akrab dengan manusia. Ikan ini sudah kurang lebih 50 tahun akrab dengan manusia. Oscar adalah ikan yang berasal dari Amerika Selatan, S. Amazon, Parana, Rio Paraguay, dan Rio Negro. Hampir semua Oscar yang beredar saat ini adalah hasil dari pembudidayaan, jarang yang merupakan tangkapan asli dari habitatnya. Oscar berasal dari sungai dengan kesadahan rendah dan bersifat masam. Meskipun demikian, ikan ini diketahui toleran pada hampir segala kondisi air. Meskipun toleran pada berbagai kondis air, Oscar perlu dipelihara pada kondisi suhu 26° - 30° C. Setting akuarium yang dikehendaki adalah dengan dasar pasir yang dalam dan beberapa butir batu besar. Oscar dapat mencapai ukuran 35 cm, akan tetapi rata-rata ikan ini berukuran maksimal 30 cm. Oscar termasuk ikan cerdas dan memiliki kepribadian. Mereka dapat belajar dengan cepat mengenai jadwal makannya. Hampir segala sesuatu yang berhubungan dengan makanannya dapat direkam dengan baik oleh ikan ini. Apabila dilatih, Oscar dapat menerima pakan langsung dari tangan pemiliknya. Mereka dapat melompat hingga ketinggian 15 cm agar dapat meraih pakan dari tangan si pemilik. Banyak varian Oscar yang telah dikembangkan selama ini, diantaranya adalah: Tiger Oscar, Red Tiger Oscar, Albino Tiger Oscar, Albino Red Oscar, Gold Oscar, Half Back Oscar, Long Fin Oscar dll.
Pakan Oscar merupakan ikan predator. Mereka akan memangsa ikan lain yang ukurannya lebih kacil dari setengah ukuran badannya. Meskipun demikian Oscar dapat menerima hampir semua jenis pakan seperti flake, pellet, cacing, jangkrik, ikan mas kecil dan lain-lain. Breeding Pemijahan Oscar dapat dilakukan pada indukan yang telah berumur 1.5 tahun, atau panjang tubuh sekitar 15 cm. Dalam memijah, Oscar berperilaku mirip dengan Discus, yaitu ikan ini akan membentuk pasangan sendiri-sendiri. Oleh karena itu seleksi, pasangan Oscar dianjurkan untuk dilakukan sejak Oscar berumur 5-6 bulan, dengan cara mencampurkan 10 ekor atau lebih Oscar dengan jenis kelamin berbeda. Pembedaan jantan pada Oscar relatif sulit dilakukan, meskipun demikian terdapat tanda umum yaitu jantan memiliki tubuh lebih panjang, sedangkan betina lebih membulat. Pada masa kawin betina akan menunjukan perut yang gendut. Cara lain adalah dengan memberi pakan pada ikan yang bersangkutan dengan jumlah banyak. Pada kondisi demikian makanan yang terdapat dalam perut ikan akan menekan organ kelamin ikan sehingga mudah diamati. Apabila tabung kelamin sempit dan mengarah kebelakang maka ikan tersebut adalah jantan, sedangkan bila lebar dan mengarah kedepan betina. Pemijahan dapat dilakukan pada bak semen berukuran 150 x 100 x 50 cm dengan ketinggian air 30 cm. Kedalamnya masukan lempengan batu bersih sebagai tempat untuk melekatkan telur. Selanjutnya ikan yang telah membentuk pasangan dan matang telur dimasukkan kedalamnya. Bak ini hendaknya ditutup sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana teduh. Pemijahan biasanya akan terjadi pada siang dan sore hari. Apabila telur telah tampak menempel pada media, maka pindahkan media tersebut ke akuarium penetasan. Akuarium penetasan bisa berupa akuarium dengan ukuran 70 x 40 x 40 cm yang diisi air setinggi 10 cm. Beri aerasi dengan kekuatan lemah. Dalam waktu 3 hari telur pada umumnya sudah akan menetas. Sampai dengan umur 4 hari burayak Oscar tidak perlu diberi pakan. Pada periode ini mereka akan memakan cadangan pakan yang ada pada kantung telurnya. Pada hari ke-5 burayak mulai diberi rotifera atau cyclops sebagai pakan. Hari ke-10 sudah dapat diberi kutu air saring, dan hari ke 14 sudah dapat diberikan kutu air normal. Selanjutnya dapat diberi cacing rambut. Dalam sekali memijah Oscar dapat melepaskan 1000 - 4000 butir telur.

Rabu, 16 Mei 2012

IKAN TIGER KEMBANG

Trigger Kembang Ikan apik bernama latin Balistoides conspicillum ini, dinegara kita (Indonesia) dikenal sebagai Triger Kembang, karenca pola dan corak warnanya mirip dengan corak dan warna sekuntum bunga (kembang). Sedangkan orang barat lebih suka menyebutnya sebagai Clown Triggerfish, atau sebagai Big Spotted Trigger. kelihatannya, bahwa hampir semua penamaannya menfokuskanpada pola tubuhnya yang aduhai. Beberapa hobiis bahkan tidak ragu-ragu menyebut ikan ini sebagai ikan yang spektakuler.
Trigger Kembang memang memikili corak yang spektakular. Tubuhnya, mulai dari bagian perut hingga menyebar hampir keseluruh tubuh, di penuhi oleh pola-pola bulatan putih besar dengan Satu hal yang perlu diperhatikan, jangan coba-coba memakan daging ikan ini. Daging mereka diketahui beracun dan dapat menyerang jaringan saraf perut dengan akibat berupa kekejangan pada seluruh otot tubuh. Oleh karena itu cukuplah anda memelihara dan menikmati keindahannya. Apabila karena suatu dan lain hal mereka mati, segeralah dikubur ditempat yang aman.
dasar hitam. Sedangkan dipunggungnya dijumpai bercak-bercak (loreng) hitam dengan dasar kuning yang kelihatannya memiliki batas tegas dengan pola dasar umum ikan tersebut. Mulut berwarna kuning menyala, dan dibatasi dengan garis vertikal hitam dan putih sebelum akhirnya menyatu dengan warna latar belakang. Sebuah “coretan” kuning atau putih kelihatannya “menggaris bawah” matanya yang tajam. Selain itu itu ekornya “diwarnai” dengan garis hitam dan putih veritkal dengan lebar garis yang proporsional, Dibagian akhir ekor masih dijumai ulasan “kuas” tipis warna putih atau kuning, yang apabila sedang berkembang penuh, kelihatannya menunjukkan pesona kecantikannya secara penuh. Sedangkan di pangkal ekornya terdapat “gambar” lain dengan corak yang berbeda. Secara keseluruhan ikan ini kelihatannya bak sebuah kanvas hidup, yang manyajikan mahakarya yang luarbiasa. Trigger Kembang dapat dijumpai tersebar mulai dari Afrika Barat hingga Durban, dari Afrika Selatan, ke Indonesia terus ke Samoa, Jepang, sampai ke Kaledonea Baru. Ikan hidup dia perairan yang berhubungan dengan terumbu karang pada kedalaman 1 – 75 meter. Sedangkan dalam akuarium, jarang yang bisa mencapai panjang 50 cm. Trigger Kembang termasuk ikan yang mudah dipelihara. Sebagai predator, sebaiknya Trigger Kembang tidak dicampur dengan ikan lain yang berukuran lebih, kecil. Jangan pula dicampur dengan invertabrata laut. Mereka memiliki mulut seperti paruh yang kuat, sehingga bisa mengisengi apa saja yang ada disekitarnya. Beri ruangan untuk berenang yang cukup luas, dan lengkapi dengan beberapa tempat persembunyian. Ukuran akuarium yang direkomendasikan, minimum adalah 100 galon. Dalam akuarium, Trigger Kembang dapat menerima semua jenis pakan hidup.. Mereka pun dapat menerima pakan beku dan juga flake. Mereka sangat suka bila diberi cumi-cumi, udang, kerang, dan potongan-potongan daging ikan. Trigger Kembang, boleh dikatakan, tidak memerlukan syarat-syarat khsus untuk kehidupannya. Mereka tidak memerlukan pencahayaan khusus, tidak pula memerlukan arus yang spesifik. Selain itu mereka tidak mempunyai zone renang yang khusus. Meskipun demikian sarankanuntuk memeliharanya pada kisaran salinitas 1.023 – 1.027 dan selang suhu 24 - 26 °C. Apabila mereka dipelihara dalam kondisi lingkungan yang baik, biasanya mereka dapat hidup lama dan sangat aktif. Sampai saat ini belum ada laporan yang menyatakan bahwa mereka bisa dipijahkan dalam akuarium. Oleh karena itu, sangat berpeluang besar, mereka masih harus ditangkap langsung dari laut. kelihatannya, bahwa hampir semua penamaannya menfokuskanpada pola tubuhnya yang aduhai. Beberapa hobiis bahkan tidak ragu-ragu menyebut ikan ini sebagai ikan yang spektakuler. Trigger Kembang memang memikili corak yang spektakular. Sedangkan dipunggungnya dijumpai bercak-bercak (loreng) hitam dengan dasar kuning yang kelihatannya memiliki batas tegas dengan pola dasar umum ikan tersebut. Mulut berwarna kuning menyala, dan dibatasi dengan garis vertikal hitam dan putih sebelum akhirnya menyatu dengan warna latar belakang. Sedangkan di pangkal ekornya terdapat “gambar” lain dengan corak yang berbeda. Secara keseluruhan ikan ini kelihatannya bak sebuah kanvas hidup, yang manyajikan mahakarya yang luarbiasa.

Senin, 14 Mei 2012

Pengenalan Jenis ikan Patin (Pangasius)

Sering kali ada produk ikan asin yang dijual dengan label ikan patin, padahal sebenarnya adalah ikan asin jambal roti yang memang merupakan ikan asin keras satu. Biasanya, patin sangat lezat dimasak sebagai gulai, pepes, atau masakan berkuah lainnya. Namun, patin tidak bisa digoreng garing seperti gurame, nila maupun ikan mas. A. Pengenalan Jenis Ikan patin memiliki badan memanjang dan tidak bersisik. Panjang tubuhnya bisa mencapai 120 cm. Tubuh berwarna putih seperti perak, sedangkan punggung berwarna kebiru-biruan. Bentuk kepala relatif kecil Mulut berada pada ujung agak sebelah bawah dengan dua pasang kumis sebagai indra peraba. Sirip punggung ikan patin memiliki jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar di sebelah belakangnya. Jari-jari lunak sirip punggungnya ada 6 atau 7 buah. Pada bagian punggungnya terdapal sirip lemak yang berukuran kecil sekali. Sirip ekor berbentuk cagak simetris. Sirip duburnya panjang terdiri dari 30-33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perut memiliki 6 jari-jari lunak. Sirip dada memiliki 12-13 jari-jari lunak dengan sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil. Patin sebenarnya adalah nama untuk ikan lokal dari Pangasius pangasius yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera. Kini, nama patin dipakai dan populer untuk menyebut ikan yang berasal dari Thailand, Pangasius sutchi, yang dulunya dikenal dengan nama lele bangkok. Patin yang dikenal sekarang terdiri dari patin biasa yang dan patin albino yang berwarna putih dan bermata merah.

Patin Albino

Ikan Patin (Pangasius hypothalmus) ini berasal dari kawasan Asia Tenggara, berwarna asli abu-abu gelap kehitaman namun untuk jenis albino seluruh tubuhnya didominasi oleh warna putih. Ikan Patin memiliki kemiripan bentuk dengan ikan hiu,hal ini yang menyebabkan ikan Patin mendapatkan nama "Iridescent Shark". Ikan Patin merupakan pemburu yang handal di air tawar. Bentuk tubuhnya yang aerodinamis memungkinkan untuk meluncur dengan cepat. Mereka adalah ikan air tawar yang hidup di iklim tropis dengan temperatur air 72-79 ° F (22 hingga 26 ° C). Ikan Patin Dewasa bisa tumbuh mencapai hingga 130 cm (4 ft) panjang dan berat maksimal 44,0 kg (97 lb).

Selasa, 08 Mei 2012

Jenis Ikan Sapu-Sapu (Pleco)

Pasti sudah banyak hobiis yang mengenali ikan ini.Tentu saja, di Indonesia ikan ini disebut dengan ikan sapu-sapu atau Pleco.Ikan ini disebut sapu-sapu dikarenakan makananya yang berupa algae yang menempel di kaca aquarium.Silahkan melihat artikel pemeliharaanya!! Ikan sapu-sapu atau ikan bandaraya adalah sekelompok ikan air tawar yang berasal dari Amerika tropis yang termasuk dalam famili Loricariidae, namun tidak semua anggota Loricariidae adalah sapu-sapu. Dalam perdagangan ikan internasional ia dikenal sebagai plecostomus atau singkatannya, plecos dan plecs. Di Indonesia, analogi yang sama juga dipakai tetapi alatnya yang dipakai sebagai nama (sapu) sedangkan di Malaysia orang menyebutnya “ikan bandaraya” karena fungsinya seperti petugas pembersih kota (“bandar”). Ikan sapu-sapu ini nyaris dapat hidup bersama dengan ikan akuarium apa saja. Meskipun demikian, ia bisa tumbuh sepanjang 60 cm dan menjadi kurang aktif dan kurang bersahabat. Makanan ikan sapu-sapu adalah mentimun. Selain mentimun, ikan sapu-sapu juga memakan lendir-lendir hewan dan lumut. Ikan ini omnivora (pemakan segala) tapi biasanya mencari sisa-sisa tumbuhan air di malam hari. Ikan sapu-sapu memiliki 2 alat pernafasan. Alat pernafasan yang pertama adalah insang. Insang digunakan oleh ikan sapu-sapu saat berada di air yang jernih. Alat pernafasan ikan sapu-sapu yang kedua adalah labirin. Labirin adalah alat pernafasan binatang lumpur atau air yang keruh. Karena memiliki 2 alat pernafasan, Ikan sapu-sapu dapat hidup di air dan di lumpur. Jenis-jenis Pleco: 1. Common pleco 2. Zebra pleco 3. Gold Nugger pleco 4. Scarlet pleco 5. Shunshine pleco 6. Flash pleco 7. Medusa pleco Pakan pleco: * Algae water * Algae * Sisa pakan ikan * Ikan mati * Timun * Kutu air * Infusoria * dll. Perkembangbiakan: Ikan ini dapat dibedakan kelaminnya,apabila ikan ini sudah berukuran dewasa. Biasanya dilihat dari kumis yang terlihat pada daerah insang. Biasanya kumis jantan lebih panjang dari pada sang betina Lanjutan akan segera ditambahkan. Penyakit: 1.White spot. Ciri-ciri: Terdapat bercak putih pada bagian tubuh ikan. Pencegahan : Menjaga kualitas air aquarium,dan menggunakan air yang benar-benar bersih. Penyembuhan : Penyembuhan paling ampuh menggunakan methlyn biru untuk penyakit ini,dengan menaruhnya di aquarium karantina dan berikan dosis yang sesuai. 2.Infeksi oleh bakteri. Ciri – ciri : Bentuk mata yang kurang wajar dan tidak aktif berenang Penyembuhan : Menggunakan obat Tetracyline.
1. Common Pleco
2. Zebra Pleco
3. Gold Nugger Pleco
4. Scarlet Pleco
5. Shunshine Pleco
6. Flash Pleco
7. Medusa Pleco

Senin, 07 Mei 2012

Neon Tetra

Neon tetra (Paracheirodon innesi) merupakan jenis ikan hias air tawar yang termasuk keluarga characin (famili Characidae, ordo Characi formes). Jenis tetra dari genus Paracheirodon merupakan ikan-ikan asli perairan Amerika Selatan. Selain sebagai ikan hias, di Eropa, ikan Neon Tetra ini diambil zat warnanya untuk bahan kosmetika. Di daerah asalnya (daerah Amazon, dekat perbatasan Peru) ikan ini dikenal bersifat omnivora. Warnanya yang cerah membuat jenis ikan ini dapat terlihat pada perairan sungai pedalaman yang gelap dan hal ini merupakan salah satu sebab populernya jenis ikan ini sebagai ikan hias. Ikan neon tetra merupakan salah satu jenis ikan akuarium yang sangat dikenal dan telah dibudidayakan dalam jumlah yang besar. Neon tetra memiliki warna yang cerah, terdapat garis horizontal berwama biru-hijau sepanjang kedua sisi ikan mulai dari hidung hingga bagian depan ekor dan warna kemerah-merahan sepanjang setengah bagian posterior bawah tubuh. Pada malam hari warna tubuhnya akan menghilang selama ikan beristirahat dan akan muncul kembali ketika ikan aktif pada pagi harinya. Neon tetra dapat tumbuh hingga 4 cm. Ikan betina memiliki perut yang sedikit agak besar dibanding ikan jantan. Jenis neon tetra lain yang terkenal adalah green neon tetra (Paracheirodon simulans) dan Black neon tetra merupakan spesies tersendiri, bahkan jenis ikan yang terakhir berasal dari genus yang berbeda. Ikan Cardinal Tetra atau biasa disebut dengan red neon memiliki kemiripan dengan neon tetra dan seringkali dianggap sebagai neon tetra sejati. Jenis tetra ini berbeda dengan neon tetra sejati dilihat dari garis lateral berwama merah sepanjang tubuhnya. Sinonim neon tetra atau Paracheirodon innesi adalah Hyphessobrycon innesi. Meskipun neon tetra dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan-perubahan kondisi air, di alam ikan ini mendiami perairan yang sedikit asam (pH agak rendah), kesadahan rendah, dan suhu antara 20 – 26 °C. Ikan neon tetra dapat hidup hingga lima tahun. Ikan neon tetra sangat mudah dipelihara di akuarium dengan air yang memiliki pH sekitar 5,0 – 7,0 dan kesadahan 1,0 – 2,0. Karena ukurannya yang kecil, sebaiknya ikan ini tidak dipelihara bersama dengan ikan yang berukuran besar atau ikan yang agresif. Ikan ini dapat dipelihara bersama dengan jenis tetra lainnya seperti rummy-nose tetra, cardinal tetra atau jenis ikan lainnya. Neon tetra bersifat omnivora dan menyukai makanan berupa flake food, udang-udang kecil, daphnia, cacing darah beku, tubifex atau pelet berukuran kecil. Pembudidayaan Suhu untuk pemijahan sekitar 23-24° C. Kekerasan airnya pun sangat rendah, yaitu sekitar 3° dH, karena daerah asalnya miskin mineral. Sementara pH airnya sekitar 5,5-6,0. Air untuk hidupnya harus bersih dan jernih. Pemijahan neon tetra ini dapat dilakukan secara berpasangan dalam akuarium kecil dengan perbandingan jantan betina 1 : 1. Induk dapat dipasangkan bila sudah siap memijah. Induk jantan dan betina dapat dibedakan dengan jelas. Cara membedakan jantan dengan betina adalah sebagai berikut: Jantan : Garis tubuh pada neon tetra jantan lurus, dan bentuk agak panjang. Betina : Garis tubuh pada neon tetra betina agak bengkok., dan bentuk bulat pendek dan perut membesar. Saat dipasangkan, induk tidak diberi pakan agar air tetap terjaga kebersihannya. Walaupun tidak dianjurkan, ke dalam akuarium pemijahan dapat diberi tanaman air sebagai substrat (kondisi tanaman air tersebut pun harus bersih). Oleh karena ikan akan memakan telurnya, sebaiknya akuarium diletakkan di tempat remang atau gelap agar induk tidak dapat melihat telurnya. Biasanya pemijahan ikan ini berlangsung malam atau sore hari. Sesudah bertelur, induk dapat diambil atau dikeluarkan dari akuarium. Setelah 24 jam, telur akan menetas. Biasanya air untuk penetasan tidak diberi aerasi agar pH-nya stabil. Kalaupun diberi, aerasinya sangat kecil. Ada pula yang memberi daun asam agar keasaman air terpenuhi. Larvanya berwarna transparan dan agak sulit dilihat dengan mata telanjang. Larva ini tidak toleran atau tidak tahan terhadap sinar yang kuat sehingga akan lebih baik kalau dirawat di tempat gelap atau remang. Umur empat hari larva dapat mulai diberi pakan. Pakan larva pertama berupa infusoria yang diberikan selama tiga hari. Kemudian larva dapat diberi nauplii anemia atau kutu air saring. Pakan untuk pembesaran berupa kutu air besar. Pertumbuhan ikan ini termasuk cepat asalkan kondisinya cocok. Pembesarannya dapat dimulai dari benih berumur 3-4 minggu. Pada umur tersebut ikan sudah bisa dipelihara di tempat terang walaupun tetap harus teduh. Ukuran 1,8 cm atau umur 2,5 bulan ikan sudah dapat dijual. Penyakit Neon Tetra
Penyakit ini diketahui khusus menyerang ikan neon tetra dan beberapa spesies terkait lainnya. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa ikan lain kebal terhadapnya. Beberapa jenis cichlid seperti manvis, dan cyprinid seperti Rasbora dan Barb, dilaporkan menjadi korban puIa dari penyakit ini. Gejala Warna ikan memucat dan disertai dengan hilangnya garis merah. Pada infeksi ringan bisa tidak menunjukkan gejala apa-apa. Sedangkan pada gejala menengah sampai parah, selain warna memucat dan kehilangan warna merah, juga sering disertai dengan timbulnya bercak-bercak putih dibawah kulit. Munculnya bercak putih menunjukkan terjadinya kerusakan pada jaringan otot ikan. Disamping gejala tersebut diatas ikan yang terinfeksi dapat pula menunjukkan gejala malas/lesu, kesulitan berenang, dan kehilangan berat badan (kurus). Penyebab Disebabkan oleh parasit Pleistophora hyphessobryconis. Penyebaran penyakit pada umumnya terjadi melalui spora yang terbawa oleh pakan, atau melalui bagian ikan terinfeksi yang mati dan dimakan oleh ikan yang bersangkutan. Infeksi dapat pula dipicu oleh kondisi kualitas air yang memburuk atau tidak sesuai dengan kebutuhan neon tetra. Oleh karena itu, sebelum melakukan perlakuan apapun terhadap penyakit ini, pastikan terlebih dahulu bahwa kondisi air akuariumnya sudah ideal untuk kehidupan ikan neon tetra. Setelah berada dalam usus ikan, parasit akan masuk kedalam jaringan tubuh dan menggandakan diri disana kemudian menyebar. Jaringan yang mengandung parasit akan mati, warnanya menjadi pucat kemudian berubah berwarna putih. Pencegahan dan Perawatan Belum ada obat-obatan yang diketahui efektif untuk mengatasi infeksi Pleistophora. Meskipun demikian tidak ada salahnya mencoba obat-obatan yang ditawarkan di toko akuarium yang disiapkan untuk penyakit tersebut, Percobaan pengobatan dengan menggunakan Toltrazunil diketahui cukup menjanjikan. Pencegahan tampaknya merupakan hal yang sangat dianjurkan untuk menghidar dari infeksi penyakit . Untuk itu jagalah supaya kualitas air tetap optimum dan parameternya sesuai bagi kebutuhan hidup neon tetra.

Jumat, 04 Mei 2012

Ikan Balashark (Balantiocheilos melanopterus)

Ikan balashark merupakan jenis ikan yang dinyatakan IUCN sebagai ikan yang masuk daftar ikan langka dan patut dilindungi. Ikan Balashark dengan nama daerah ikan Puntung Kanyut (Sumatera Selatan), Ketutung (Kalimantan Barat) dan Ridik angus (Jambi) merupakan salah satu jenis ikan yang keberadaannya sudah dikategorikan mengkhawatirkan untuk Kalbar dan Jambi. Namun di Sumatera Selatan jenis ini masih bisa didapatkan walaupun jumlahnya tidak banyak. Ikan balashark yang kecil (benih) merupakan ikan hias yang sangat indah dipandang dengan tubuh yang berwarna perak dan setiap siripnya terdapat warna hitam dan kuning. Mengapa ikan balashark begitu cepat menghilang dari perairan? Diduga akibat penangkapan yang berlebihan dan menurunnya mutu lingkungan habitat dimana ikan itu hidup. Ikan ini termasuk ikan yang sangat mudah mati, sehingga penanganan extra hati-hati. Balashark membutuhkan oksigen yang tinggi dan air yang jernih terutama dalam penampungan, karena ikan ini termasuk ikan yang hidup di bagian hulu dari sungai bagian tengah dimana kondisi oksigennya relatif tinggi yaitu lebih dari 6 ppm; meski di alam juga sering dijumpai di rawa lebak terutama yang berhubungan dengan sungai yang besar. Makanan ikan balashark di alam adalah fitoplankton terutama dari kelompok Bacillariophyceae (Diatoma sp, Synedra sp) dan Desmidiceae (Closterium sp) dan jenis phitoplankton lainnya seperti Mougeotia sp, Pleurotaenium sp, Cosmarium sp, namun kadang-kadang juga ada yang didominasi oleh rotifera dalam lambungnya. Arisan Belido merupakan salah satu habitat anakan ikan ini di DAS Musi. Ikan ini merupakan jenis ikan yang bermigrasi dimana pada saat berukuran benih, hidup di perairan rawa asam dan setelah mulai dewasa akan berada di sungai utamanya yaitu sungai Musi. Walaupun induk ikan putung hanyut sudah sulit tertangkap, namun benih-benihnya masih banyak tertangkap di perairan sungai Arisan Belido. Menurut Dahuri (2004) Balashark merupakan salah satu ikan hias air tawar yang banyak dihasilkan oleh perairan umum di Sumatera akibat penangkapan yang berlebihan dan pencemaran saat ini ikan tersebut telah mengalami penurunan. Dulunya jenis ikan hias ini banyak diekspor ke luar negeri. Sumber : Ni’am Muflikhah dan Syarifah Nurdawati BADAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI RISET PERIKANAN PERAIRAN UMUM

Selasa, 01 Mei 2012

Sejarah Ikan koi

Ikan Koi termasuk salah satu jenis ikan Mas hias. Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Di Indonesia, ikan mas memiliki beberapa nama sebutan yakni kancra, tikeu, tombro, raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya.
Di Jepang, ikan ini dinamakan Nishikigoi (Cyprinus carpadie). Artinya, ikan berwarna warni. Goi sendiri artinya ikan karper. Koi sendiri berasal dari bahasa Cina. Asal mula ikan Koi Menurut catatan Kompas, ikan ini konon berasal dari Persia, di bawa ke Jepang lewat Cina dan Korea. Dan berkembang pesat sejak sekitar 160 tahun lalu. Munculnya ikan koi berwarna-warni adalah hasil penyilangan dan budi daya ratusan tahun. Pada awalnya, peternak di Jepang hanya bisa menghasilkan varietas koi satu warna tunggal, yakji koi hitam (Karasugoi, Sumigoi), putih (Shiromuji), merah (Akagoi, Benigoi, dan Higoi), kuning (Kigoi), keemasan (Kingoi), dan putih keperakan (Gingoi).
Dari satu warna, kemudian muncul koi dua warna, yakni Kohako (putih merah), Shiro bekko dan Shiro utsuri (hitam putih). Lalu, muncul berikutnya koi tiga warna, yakni Taisho sanke dan Showa sanshoku (merah, hitam, putih). Dan berikutnya, melahirnya koi multi warna seperti Goshiki, terdiri dari unsur warna dasar biru bercak-bercak merah, hitam, biru tua, dan putih.
Kemudian, hasil persilangan dengan ikan karper Jerman yang dinamakan karper tak bersisik (Kagami goi) sekitar tahun 1904, menghasilkan koi sebagian bersisik dan sebagian tidak. Ikan ini dinamakan Ditsu nishikigoi. Sampai saat ini, diperkirakan lebih dari 18 varietas utama ikan koi. Masuknya ikan Koi ke Indonesia Pada tahun 1962, Pangeran Akihito bersama Putri Michoko menyempatkan diri berkunjung ke Bogor dan melihat ikan emas Indonesia dari ras Kumpay. Ikan emas yang nama latinnya sama dengan ikan karper Jepang ini dari varietas Flavipinnis. Akihito berkeinginan menyilangkan ikan emas Indonesia dengan ikan karper Jepang. Dan pada tahun 1980, Balai Penelitian Ikan Air Tawar Bogor mengirim ke Jepang sekitar 60 ekor ikan emas ras Kumpay yang berumur enam bulan. Hasilnya, yang di bawa ke Indonesia kembali pada tahun 1991 ada lima macam koi silangan dengan lima macam kominasi warna.
Ke lima macam koi itu masing-masing Starin sanke (memiliki tiga warna), Kohako (putih dan merah), Asagi (warna punggung biru dan perutnya putih), Shusui (mirip Asagi, tetapi punggungnya bersisik), dan platinum. Semuanya memiliki jumbai ekor dan sirip perut yang panjang, yang tidak dimiliki koi asli Jepang.